Google

Senin, 16 Mei 2011

QUIAPO, KOTA LAMA PENUH TOLERANSI

Wilayah full hiruk pikuk, ada pasar, pusat penjualan Compact Disc (CD), ada Gereja Tua, ada Masjid Emas, ada juga Klenteng. Hidupnya penuh toleransi. Kesemrawutan adalah ciri khas daerah ini, "Jeppney" yang "ngetem" (menunggu  penumpang) tak pedulikan siapa-siapa. Dari pemondokan kurang lebih membayar Rp. 5.000. untuk sekali jalan. Di sini mengambarkan suasana Indonesia. Ada yang menjadi incaran saya di wilayah Qiapo yakni perlengkapan kepramukaan, dan selalu menjadi perioritas kala berada di Philippina. Kalau mau hemat uang, menginap di Qiapo jauh lebih murah, karena di sini banyak ditemui penginapan murah, yang konon pemiliknya adalah seorang muslim, sehari-semalam hanya Rp. 150.000. Penginapan yang menjadi langganan rekan Bung Sumadiono.  
CERITA TENTANG GERJA TUA:
Quiapo Church is located at the Plaza Miranda, Quiapo, Manila Records reveal that the district of Quiapo and its church were founded in 1586. Originally constructed of bamboo and ipa palm it was founded by Franciscan Missionaries headed by Pedro Bautista. Stone reconstructions of the church followed in 1899, only to be burned down in 1929 and then rebuilt in the 1930's taking 3 decades to complete.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar