RAMON F. MAGSAYSAY
1953-1957
Sikat na Presidenteng Pinoy
KONTRIBUTOR ANDI THAHIR:
Ramón del Fierro
Magsaysay adalah Presiden ketiga Republik Filipina ia lahir di Iba,
Zambales pada 31 Agustus 1907. pada tahun 1928 ia melanjutkan studinya di
Institute of Commerce di Jose Rizal Collage, pada tahun 1932 dia menerima gelar
Sarjana Muda dalam Perdaganga.
Reformasi
Agraria oleh Magsaysay
Untuk memperkuat dan menstabilkan
fungsi Korps Pembangunan Ekonomi (EDCOR), Presiden Magsaysay bekerja untuk
pembentukan Pemukiman Kembali Rehabilitasi Nasional dan Administrasi
(Narra). Badan ini mengambil alih dari EDCOR dan membantu dalam memberikan
beberapa enam puluh lima ribu hektar sampai tiga ribu keluarga miskin untuk
keperluan pemukiman. Sekali lagi, dialokasikan sekitar dua puluh lima ribu
untuk lainnya sedikit lebih dari seribu lima ratus keluarga tak bertanah, yang
kemudian menjadi petani.
Sebagai bantuan lebih lanjut kepada
orang-orang pedesaan, Presiden Didirikan Kredit Koperasi Pertanian dan
Administrasi (ACCFA). Idenya adalah untuk entitas untuk membuat kredit
pedesaan yang tersedia. Catatan menunjukkan bahwa hal itu hibah, dalam hal
ini, bijaksana hampir sepuluh juta dolar. Hal ini badan administrasi
berikutnya memberikan perhatian kepada pemasaran koperasi.
Seiring baris ini membantu untuk
daerah pedesaan, Presiden Magsaysay dimulai pada kesungguhan semua sumur
artesis kampanye. Sebuah kelompok-gerakan yang dikenal sebagai Liberty
Wells Asosiasi dibentuk dan dalam waktu singkat berhasil mengumpulkan jumlah
yang besar untuk pembangunan sumur artesis sebagai sebanyak mungkin. Nilai
sosio-ekonomi yang sama tidak dapat disangkal dan orang-orang sedalam dalam
rasa syukur mereka.
Akhirnya, proyek irigasi besar,
serta peningkatan tanaman Daya Ambuklao dan yang serupa lainnya, pergi
sepanjang jalan menuju membawa ke realitas program perbaikan yang dianjurkan
oleh Presiden pedesaan Magsaysay.
Presiden Ramon Magsaysay
diberlakukan undang-undang berikut sebagai bagian dari Program Pembaruan
Agraria nya:
- Republik UU No 1160 dari 1954-Dihapus di LASEDECO dan
mendirikan Pemukiman Nasional dan Administrasi Rehabilitasi (Narra) untuk
memukimkan kembali para pembangkang dan petani tak bertanah. Itu
terutama ditujukan pada pemberontak kembali menyediakan banyak rumah dan
lahan pertanian di Palawan dan Mindanao.
- UU No Republik 1199 (Tenancy UU Pertanian 1954) –
diatur hubungan antara pemilik tanah dan petani penyewa dengan
menyelenggarakan berbagi-sewa dan sistem prasarana. Hukum memberikan
keamanan kepemilikan penyewa. Hal ini juga menciptakan Pengadilan
Hubungan Agraria.
- UU No Republik 1400 (Tanah Undang-Undang Reformasi
1955) – Dibuat Administrasi Kepemilikan Lahan (LTA) yang bertanggung jawab
untuk akuisisi dan distribusi beras disewakan besar dan tanah lebih dari 200
hektar jagung untuk individu dan 600 hektar untuk perusahaan.
- Republik UU No 821 (Penciptaan Administrasi Kredit
Pembiayaan Koperasi Pertanian) – Disediakan petani kecil dan penyewa
berbagi pinjaman dengan bunga rendah dari enam sampai delapan persen.
TAMBAHAN :
Nama
Ramon Magsaysay melegenda bukan dikarenakan peristiwa naas yang menimpanya,
malam 17 Maret 1957. Kecelakaan pesawat di Cebu itu sekaligus membawa
kematiaannya. Namun kematian itu tak membuat kisah heroik dan
kebijakan-kebijakannya hilang ditelan waktu.
Ramon Magsaysay
yang mempunyai darah campuran Melayu, Cina dan Spanyol ini lahir di Iba, ibu
kota Provinsi Zambales, 31 Agustus 1907. Kelahirannya dikabarkan tidak sebaik
keadaan bayi-bayi lain. Begitu yang dituturkan bidan Lola Ihay kepada ibunya,
Perfecta Magsaysay. Tengkorak Ramon Magsaysay tidak sempurna, lebih lunak,
bahkan ada cekungan pada ubun-ubunnya. Bidan sendiri memprediksikan bahwa Ramon
Magsaysay tidak dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Perfecta dalam
merawat anaknya akhirnya, Ramon Magsaysay dapat mempertahankan hidupnya dan
kemudian mengukir nama besarnya pada dunia.
46 tahun kemudian,
Ramon Magsaysay terpilih menjadi Presiden ketiga Filipina. Ia menang telak
terhadap Elpidio Quirino, Presiden Filipina sebelumnya. Padahal, Ramon
Magsaysay sendiri adalah bagian dari kabinet Quirino yang menjabat sebagai
Menteri Petahanan, namun kharismanya sanggup menarik simpati rakyat Filipina.
Ia sanggup mengalahkan Quirino hampir di semua provinsi. Dalam pemilihan, Ramon
Magsaysay memperoleh 2,9 juta suara, sedangkan Quirino hanya mengumpulkan 1,3
juta suara.
Keberhasilannya
menduduki jabatan presiden tak lepas dari usaha Carlos Romulo, seorang
intelektual yang pada awalnya ingin ikut mengambil kesempatan bertanding pada
pemilihan presiden. Namun melihat kharisma kepemimpinan pesaingnya, ia
mengurungkan keinginannya dan kemudian berbalik mendukung Ramon Magsaysay.
Bisa jadi ini
adalah pemerintahan terbesar Filipina, hingga saat ini. Pemerintahan Ramon
Magsaysay yang propublik serta memprioritaskan pengentasan kemiskinan membawa
Filipina kepada kharisma politik yang baik di era pemerintahannya. Dia telah
berhasil mengubah pola pikir petani agar tidak lagi menjadi mainan tikus
politik dan komunis.
Era pemerintahan
Ramon Magsaysay merupakan masa di mana dunia timur sedang dipengaruhi oleh
komunis. RRC, Uni Soviet, dan Indonesia menjadi basis kedudukan terkuat bagi
komunis. Tapi ia adalah sosok anti komunis. Bahkan sebagai pemimpin di daerah
Asia Tenggara saat itu, keberaniannya untuk mendukung politik luar negri
Amerika Serikat dalam melawan komunis patut diacungi jempol. Gerakan Hukbalahap
(Hukbo ng Bayan Laban sa Hapon yang berarti ''Tentara Rakyat
Anti-Jepang'') yang pada akhirnya dikuasai kaum komunis Filipina berhasil
ditumpasnya. Kendati masih meninggalkan sisa, namun sebuah pencapaian luar
biasa saat itu.
Pemerintahan
Quirino yang dilanjutkan menitipkan banyak permasalahan masyarakat.
Perekonomian yang masih memprihatikan, perpolitikan dalam negara masih kacau,
ditambah angin komunis yang bisa kapan saja membalikkan masyarakat untuk
melakukan pertentangan karena himpitan kehidupan. Tapi Ramon Magsaysay sendiri
memahami bahwa kesejahteraan merupakan kunci utama untuk menghindari hempuran
sosial dari komunis.
Pemerintahan
propublik, promassa, dan perpolitikan yang bersih yang dijalankannya membawa
namanya menjadi Presiden Rakyat. Sebutan ini dikokohkan oleh seorang penulis
biografi, Manuel F. Martinez dalam bukunya yang berjudul: Magsaysay The
People's President. Dalam buku itu dituliskan beberapa kekuatan dan
kelemahan dalam pemerintahannya. Kelemahan Ramon Magsaysay yang diceritakan
buku ini adalah sikap ketus dan ‘pelit’ akan fasilitas-fasilitas kepada
familinya. Tapi ini menunjukkan nepotisme di negara itu telah dipangkas oleh
Ramon Magsaysay bahkan dari dirinya sendiri.
Caranya dalam
memerintah telah memberikan tata kelola pemerintahan yang baik, sekalipun
berbagai bentuk perlawanan pernah bergejolak pada masa pemerintahannya. Dia
menunjukkan bahwa pemerintahan yang baik itu dapat ditegakkan hanya dengan
ketegasan dan kelembutan. Salah satu ucapannya yang banyak dikutip orang: “Saya
akan penjarakan ayah sayasendiri jika melanggar hukum."
Kewibawaannya
dalam memimpin menginspirasi berbagai kalangan. Sebuah program dari RMAF (Ramon
Magsaysay Award Foundation), yayasan yang memberikan penghargaan terhadap
perseorangan atau lembaga di Asia yang telah mengaplikasikan enam gagasan Ramon
dalam berbagai bidang: pelayanan pemerintahan, jurnalisme-sastra-seni-komunikasi
kreatif, kepemimpinan komunitas, pelayanan publik, kepemimpinan heroik dalam
situasi berbahaya (emergent leadership), perdamaian dan pengertian
internasional. Penghargaan ini bahkan telah menjelma layaknya ‘nobel’ dalam
lingkupan Asia. (*Dedet Pratama Dinata/berbagai sumber) (
http://kababarito.blogspot.com/2008/11/magsaysay-peoples-president.html)