PAK SUMA dan AKO NAIK KERETA INI |
Bersama Sumadiono aku "blakrak'an" (Jawa), untuk mencari toko buku dan memanfaat sisa waktu menjelang pulang ke Indonesia. Menurut cerita ada toko Nasional yang lengkap dan ada toko buku Import. Tanpa pikir panjang langsung menuju kawasan Recto Ave. Kawasan ini kurang lebih dua kilometer dari Supermall "Tutuban". Awal niatnya memang ingin mencari-cari oleh2 di Supermall, setara blog M Jakarta atau Pasar Turi Surabaya. Di Supermall ini terkenal murahnya. Ternyata sekitar mall ini ada toko buku Nasional juga, namun rasanya kurang lengkap. Akhirnya diputuskan jalan kaki ke Recto Ave, panas siang bolong tak kuat menahan keinginan kami berdua hunting buku. Lucunya ditengah jalan di jumpai orang sedang menggoren tahu, akhirnya harus melihat dan mampir mencicipi tahu. Rasa dan bentuk sama dengan yang ada di tanah air, hanya namanya beda. Tahu di Philippina namanya "Takwa". Pak Suma, nama paknggilan Sumadiono, langsung sepakat membeli ternyata harganya lebih murah dibanding dengan tahu kita. Berjalan sambil makan tahu akhirnya sama juga ke Toko Buku Nasional. Kenyataannya bmemang toko buku itu besar. Sepulang dari toko disepakati untuk naik trem (MRT), berangkat dari stasion Recto, menuju ke Vi Mapa, yakni stasion yang hanya 300 meter dari tempat tinggal kami di Philippina.
Apa MRT Itu ?
Manila Light Rail Transit System, dikenal sebagai LRT, adalah sistem kereta api utama metropolitan melayani daerah Metro Manila di Filipina. Ada dua baris ke LRT: LRT-1, disebut Line Kuning, dan MRT-2, yang disebut Purple Line. Walaupun sistem ini disebut sebagai sistem "lampu kereta api", boleh dibilang karena sebagian besar jaringan tinggi, sistem ini lebih mirip transit cepat (metro) sistem. The LRT Manila adalah sistem metro pertama di Asia Tenggara, dibangun lebih awal dari MRT Singapura oleh tiga tahun. Sistem ini tidak berhubungan dengan Manila Metro Rail Transit System, atau Blue Line, yang membentuk sistem yang sama sekali berbeda namun terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar